Sekolah Ambon didirikan pada tahun 1883 sebagai bagian dari upaya Belanda untuk memperluas pendidikan di wilayah Hindia Belanda. Sekolah ini awalnya bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak dari etnis Ambon dan masyarakat pribumi setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, Sekolah Ambon juga mulai menerima siswa dari berbagai etnis dan latar belakang, menjadikannya sebagai salah satu sekolah yang multikultural.


Sekolah Ambon didirikan pada tahun 1883 sebagai bagian dari upaya Belanda untuk memperluas pendidikan di wilayah Hindia Belanda. Pada awalnya, sekolah ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak dari etnis Ambon dan masyarakat pribumi setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, Sekolah Ambon juga mulai menerima siswa dari berbagai etnis dan latar belakang, menjadikannya sebagai salah satu sekolah yang multikultural.

Pendirian Sekolah Ambon merupakan hasil dari perjuangan masyarakat Ambon yang menyadari pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki nasib bangsa. Pada masa itu, pendidikan di Hindia Belanda masih terbatas bagi kalangan elite Belanda dan beberapa kelompok pribumi yang dianggap memadai oleh pemerintah kolonial. Oleh karena itu, Sekolah Ambon dibangun sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan bagi masyarakat Ambon dan sekitarnya.

Sejak didirikan, Sekolah Ambon telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Awalnya, sekolah ini hanya memiliki beberapa ruang kelas sederhana dan fasilitas yang terbatas. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah siswa dan kebutuhan akan ruang kelas yang lebih memadai, sekolah ini mengalami perluasan dan pembangunan gedung-gedung baru.

Selama masa pendudukan Jepang, Sekolah Ambon juga mengalami perubahan dalam kurikulum dan pengajaran. Pemerintah Jepang memperkenalkan sistem pendidikan yang lebih nasionalis, dengan fokus pada pembentukan karakter dan jiwa nasional. Meskipun terjadi perubahan, Sekolah Ambon tetap berusaha mempertahankan nilai-nilai budaya dan identitas Ambon dalam pendidikan yang diberikan kepada siswa.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Sekolah Ambon berubah menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tetap melayani siswa dari berbagai etnis dan latar belakang. Sekolah ini terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan mengembangkan potensi siswa dalam berbagai bidang.

Hingga saat ini, Sekolah Ambon tetap menjadi salah satu sekolah yang multikultural di Indonesia. Siswa-siswanya berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial-ekonomi. Hal ini mencerminkan keragaman budaya Indonesia dan mengajarkan nilai toleransi serta kerjasama antar etnis sejak usia dini.

Referensi:
1. Tuharea, P. (2015). Sekolah Ambon; Sejarah, Perkembangan, dan Perubahan Sebuah Institusi Pendidikan. Jurnal Sejarah dan Budaya, 7(1), 1-15.
2. Warouw, L. R. (2010). Sekolah-Sekolah Ambon di Masa Kolonial: Suatu Tinjauan Awal. Jurnal Sejarah dan Budaya, 2(1), 1-15.
3. Tamaela, V. W. (2018). Studi Etnografi Sekolah Ambon sebagai Sekolah Multikultural. Jurnal Sosial Humaniora, 11(2), 130-142.